Dengan lebih dari 212 juta pengguna internet,1 ekonomi digital Indonesia telah tumbuh pesat dalam satu dekade terakhir. Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 130 miliar GMV pada tahun 2025, tumbuh sebesar 19% Compound Annual Growth Rate (CAGR).2 Pemerintah pun mendukung kuat pertumbuhan ini, terlihat dari Road Map Indonesia Digital 2021-2024 yang telah disusun.3 Road Map tersebut merincikan jalan untuk mengembangkan infrastruktur digital yang inklusif, aman, dan andal. Ini merupakan upaya untuk mengangkat Indonesia dari sekedar negara konsumen menjadi produsen teknologi yang disegani.
Jantung dari ekonomi digital adalah app developer lokal. Mereka adalah penyongsong inovasi dan pencipta layanan yang bermanfaat, dan pada akhirnya menghasilkan pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan memberdayakan konsumen untuk mengadopsi alat digital baru untuk produktivitas dan hiburan. Pengunduhan aplikasi seluler baru di Indonesia mencapai 7,7 miliar pada tahun 2022.4 Hal ini merupakan bukti kuat atas dampak yang diciptakan oleh para developer ini.
Agar mereka dapat berkembang, developer memerlukan lingkungan digital yang mendukung. Lingkungan ini terdiri atas: i) Akses ke alat dan keterampilan teknis, ii) Akses ke peluang monetisasi, dan iii) Akses ke platform yang aman dan terjamin, baik untuk developer maupun pengguna, serta platform yang memiliki jangkauan global sehingga developer dapat terhubung dengan audiens yang lebih besar baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Salah satu platform tersebut adalah Google Play, app store yang membantu developer mengatur dan mempromosikan beragam aplikasi dan permainan, memberikan akses yang aman dan memudahkan penemuan konten baru. Mengingat besarnya ancaman online terhadap pengguna di Indonesia,5 layanan Google Play tidak hanya membantu menghubungkan developer dengan calon konsumen, tetapi juga memberikan rasa aman serta mendorong lingkungan di mana konsumen merasa nyaman saat membeli secara online.
Google Play menjangkau hingga 2,5 miliar pengguna aktif secara global dan memberi peluang yang signifikan bagi developer untuk mengembangkan bisnisnya, baik secara domestik maupun internasional. Pada tahun 2022, app developer Indonesia menghasilkan pendapatan lebih dari Rp 1,5 triliun (US$103 juta) melalui Google Play, termasuk pendapatan dari pasar domestik dan internasional.6 Dari jumlah total tersebut, ~28% (US$29 juta) berasal dari konsumen internasional, dengan Asia Tenggara dan Timur Tengah sebagai pasar ekspor teratas mereka.7
Membangun platform yang aman dan tepercaya untuk developer dan pengguna
Salah satu alasan mengapa developer dan pengguna lokal memercayai Google Play adalah sistem penagihannya yang mudah dinavigasi, terintegrasi penuh, dan aman. Sistem ini menggunakan faktor keselamatan dan keamanan yang sangat dibutuhkan developer. Google Play Commerce menyediakan platform kepada pembeli di lebih dari 150 negara untuk bertransaksi dalam mata uang lokal mereka dan dengan opsi pembayaran pilihan mereka (seperti KakaoPay di Korea Selatan dan UPI di India). Fitur keamanan bawaan seperti Google Play Protect pun memindai 125 miliar aplikasi setiap harinya demi menjaga keamanan pengguna dari malware dan bahaya siber sejenisnya.8
Sistem keamanan online Google Play juga bertindak lebih untuk melawan ancaman bahaya lainnya. Google telah berhasil menutup lebih dari 173.000 akun buruk dari developer berbahaya dan mencegah lebih dari USD 2 miliar transaksi berbau penipuan dan kekerasan pada tahun 2022 saja.9 Sistem keamanan ini pun telah mencegah sekitar 500.000 aplikasi mengakses izin sensitif secara cuma-cuma dalam tiga tahun terakhir.
Google Play dirancang untuk memberikan keamanan bagi berbagai kelompok pengguna. Ketika anak-anak dan remaja mulai beralih ke gawai untuk belajar, bersosialisasi, dan kebutuhan praktis lainnya, Google Play memperkenalkan tab khusus bernama Kids Space pada tahun 2021. Tab ini berisi aplikasi yang ditinjau oleh pengajar agar memastikan isinya sesuai dengan usia anak. Google Play juga menyertakan opsi kontrol orang tua agar mereka dapat menyaring konten yang tidak pantas.
Membantu developer mengembangkan keterampilan dan bisnis mereka
Seberapa bergunanya Google Play terlihat jelas dari banyaknya developer yang memilih untuk menggunakannya. Hingga saat ini, lebih dari 10.000 app developer di Indonesia10 telah menggunakan Google Play untuk menerbitkan lebih dari 42.000 aplikasi Indonesia.11 Di luar dari faktor-faktor di atas, popularitas Google Play di kalangan developer juga didorong oleh akses ke alat teknis dan program peningkatan keterampilan yang diberikannya.
Alat Google berkisar dari yang mudah digunakan hingga yang canggih, seperti pengkodean atau analitika pengguna yang dapat digunakan semua developer untuk menghasilkan pendapatan. Salah satu alatnya adalah Google Play Console, yang memungkinkan developer meningkatkan kualitas aplikasi, berkomunikasi dengan audiens, mencoba saluran monetisasi baru, dan melihat wawasan pengguna yang terperinci untuk membuat keputusan bisnis yang penting.
Salah satu developer yang memanfaatkan kekuatan alat ini adalah Own Games, yang didirikan pada tahun 2013. Studio indie dari Bandung ini menciptakan “Tahu Bulat Stories”, sebuah game yang cukup populer di Indonesia tahun lalu. Studio ini menggunakan sistem pra-pendaftaran dan reward yang sederhana dari Google Play, dan hal tersebut membantu game ini melesat ke nomor 1 di tangga unduhan Google Play Indonesia setelah dirilis pada tahun 2022. Ia pun mencapai lebih dari 500.000 unduhan hanya dalam dua bulan.
Selain alat-alat teknis, Google menjalankan berbagai program pelatihan untuk membantu developer memulai proyek mereka. Google mengembangkan talenta-talenta yang ada melalui program seperti kemitraan Google Play x Unity. Program tersebut menyediakan berbagai pelatihan dan jalur sertifikasi bagi pelajar dan game developer di Indonesia tanpa biaya, sehingga memungkinkan game developer untuk memajukan karier mereka.
Contoh lainnya adalah Indie Games Accelerator, program pendampingan yang diluncurkan pada 2018 untuk mengembangkan dan mempromosikan game independen dari developer indie yang menjanjikan. Gaming adalah sektor penting di Indonesia, terlebih lagi setelah industri e-sport tanah air baru-baru ini melejit.
“Indie Games Accelerator sangat membantu menyediakan panduan dan sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas game kami. Kami mempelajari metrik mana yang perlu ditingkatkan dan aspek permainan mana yang perlu diubah untuk meningkatkan metrik tersebut,” ujar CEO Studio Gambir Shafiq Husein, salah satu dari tiga studio Indonesia yang baru saja lulus dari program mentorship ini pada Desember 2022.
Akses ke keterampilan dan alat yang tepat membuka peluang monetisasi bagi para app developer. Pada tahun 2022, lebih dari 150 juta pengguna Indonesia aktif di Google Play setidaknya sebulan sekali,12 dengan game, media sosial, dan alat-alat (seperti penyimpanan cloud, sebagai contoh) menjadi yang paling banyak diunduh.13 Dengan sistem pembayaran yang aman, alat-alat dan wawasan yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis mereka, serta platform untuk menjangkau audiens baru, semakin banyak developer yang bermunculan. Mereka memajukan lanskap digital Indonesia dan memberdayakan inovasi serta kewirausahaan di seluruh negeri.
Inisiatif-inisiatif dari Google ini, mulai dari membantu menumbuhkan kumpulan talenta hingga menyediakan program pendampingan, melengkapi upaya pemerintah untuk mendukung peningkatan keterampilan dalam pengembangan aplikasi, yang merupakan salah satu keterampilan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) yang paling dicari di Indonesia.14 Hal ini sejalan dengan salah satu pilar besar visi Indonesia 2045: pembangunan masyarakat dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.15 Dengan adanya landasan ini, jalan ke depan pun tampak menjanjikan.
Membuka lapangan kerja dalam ekonomi digital Indonesia
Aplikasi tidak hanya membantu membuat hidup kita lebih nyaman, menghibur, dan produktif, tetapi juga membuka banyak peluang kerja bagi masyarakat Indonesia. Ekonomi aplikasi, termasuk Google Play, telah berperan penting dalam memfasilitasi pertumbuhan pekerjaan di Indonesia dengan menciptakan pekerjaan langsung, pekerjaan tidak langsung, dan spillover jobs, serta pekerjaan dalam ekonomi pekerja lepas yang lebih luas. Untuk mengilustrasikannya, mari gunakan perusahaan game fiktif “Gaming App X” sebagai contoh.
Sebagai perusahaan app developer, Gaming App X mempekerjakan tim insinyur, desainer user experience (UX), seniman, dan ahli teknis lainnya untuk mengembangkan gamenya, sehingga terciptalah pekerjaan langsung. Gaming App X juga menyadari pentingnya pemasaran dan penjualan untuk memastikan kesadaran luas akan produk mereka. Oleh karena itu, mereka juga mempekerjakan ahli non-teknis, seperti manajer pemasaran, perwakilan sales, dan pembuat konten, sehingga terciptalah pekerjaan tidak langsung. Gaming App X juga bekerja sama dengan vendor dan penyedia layanan dari luar, seperti perusahaan katering, kafetaria dan biro iklan, sehingga terciptalah adanya tambahan pekerjaan limpahan atau yang disebut spillover jobs.
Secara keseluruhan, ekosistem aplikasi Android Indonesia berkontribusi terhadap sekitar 36.000 pekerjaan langsung di seluruh perusahaan aplikasi16 dan mendukung 36.000 pekerjaan tidak langsung17 yang berkontribusi pada pertumbuhan dan jangkauan perusahaan-perusahaan tersebut. Spillover jobs yang diciptakan oleh ekosistem ini mencakup sekitar 90.000 pekerjaan. Secara total, ekosistem aplikasi Android telah membuka 162.000 pekerjaan di Indonesia.18
Selain itu, ekonomi aplikasi telah melahirkan ekonomi pekerja lepas yang berkembang pesat. Dalam industri aplikasi game, studio game yang lebih kecil khususnya seringkali tidak dapat mempekerjakan staf penuh waktu dengan keterampilan khusus, sehingga mereka menggunakan penguji, penerjemah, atau desainer game lepas untuk mendukung proyek tertentu. Studio-studio juga bekerja sama dengan streamer game dan atlet e-sport yang menyiarkan langsung permainan mereka atau mengulas game yang mereka mainkan di berbagai platform online seperti YouTube atau Twitch. Mereka juga mempekerjakan pemasar, penyelenggara acara, komentator, dan banyak lagi.
Model kerja lepas yang fleksibel dan paruh waktu ini juga terimplementasi di luar perusahaan game dan dapat diamati di berbagai layanan berbasis aplikasi, seperti aplikasi transportasi online yang mempekerjakan pengemudi sebagai pekerja kontrak independen. Dengan demikian, platform distribusi aplikasi seperti Google Play juga memainkan peran penting dalam memungkinkan lebih banyak peluang di beragam jenis aplikasi, mulai dari e-commerce hingga aplikasi pesan antar makanan di antara ribuan aplikasi lainnya. Ekosistem ini mempekerjakan setidaknya 8 juta orang Indonesia secara lepas,19 dengan ini menunjukkan pengaruh lanskap digital Indonesia yang luas dan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam skala yang signifikan.
Ekonomi aplikasi seluler di Indonesia sedang berkembang pesat, terlihat dengan adanya lanskap app developer yang dinamis dan mampu memenuhi kebutuhan pengguna di berbagai belahan dunia. Ini adalah bukti kekuatan Indonesia sebagai negara digital yang menjanjikan dan juga pusat ekosistem aplikasi yang berkembang pesat. Ruang baru seperti ini sangat menarik dan kian berkembang, dan kemitraan antara pemerintah, developer, dan platform seperti Google Play memungkinkan ekonomi aplikasi Indonesia untuk mencapai potensi maksimalnya.