Perkembangan pesat ekonomi aplikasi Indonesia: Google Play membantu pengembang aplikasi di Indonesia menghasilkan Rp 2,14 triliun pada 2023

Perkembangan pesat ekonomi aplikasi Indonesia: Google Play membantu pengembang aplikasi di Indonesia menghasilkan Rp 2,14 triliun pada 2023

Read the content in English.

Indonesia, negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, sedang mengalami revolusi seluler. Dengan basis pengguna Internet yang berkembang pesat melebihi 210 juta orang, Indonesia merupakan lahan yang subur bagi pengembangan dan penggunaan aplikasi.

Di bidang ekonomi aplikasi, para pengembang aplikasi (app developers) di Indonesia menunjukkan kreativitas dan keterampilan teknis mereka dengan mengembangkan aplikasi yang memikat pengguna lokal serta internasional. Pada 2023, para pengembang lokal memperkenalkan lebih dari 7.100 aplikasi dan permainan (game) seluler baru (6.610 aplikasi dan 490 game), dan lebih dari 60 di antaranya memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).[1]

Pelaku sentral dari ekosistem yang berkembang ini adalah Google Play, yang telah memberdayakan para pengembang sehingga mampu mengubah ide-ide inovatif mereka menjadi kesuksesan global sekaligus memperkaya konsumen dengan menawarkan pilihan aplikasi yang beragam dan aman.

Menampilkan inovasi Indonesia

Pengembang aplikasi Indonesia terkenal dengan kreativitas dan kemampuannya beradaptasi dengan kebutuhan lokal. Nama-nama terkemuka seperti GoTo, yang mengembangkan aplikasi jasa transportasi online (ride-hailing) populer seperti Gojek, telah berevolusi untuk menciptakan aplikasi super yang menawarkan layanan mulai dari pesan-antar makanan hingga pembayaran digital. Aplikasi tersebut kini telah diunduh jutaan kali di seluruh Asia Tenggara.

Sejumlah perusahaan rintisan (start-up) inovatif juga mengalami kemajuan yang signifikan. Platform pembelajaran online Ruangguru telah menjadi nama yang sangat terkenal dengan memanfaatkan AI untuk mempersonalisasi pendidikan bagi pelajar. Di sisi lain, Halodoc juga mentransformasikan akses kesehatan dengan menyediakan layanan telemedis yang didukung diagnosa berbasis AI serta tampilan yang ramah pengguna.

Google Play: Memberdayakan pengembang aplikasi dengan alat-alat mutakhir

Kesuksesan pesat aplikasi-aplikasi Indonesia hanya mungkin terjadi bila ada sistem pendukung yang kuat. Platform distribusi aplikasi modern seperti Google Play telah menjadi alat yang sangat berharga bagi pengembang aplikasi karena platform tersebut menawarkan akses instan ke miliaran pengguna Android di seluruh dunia.

Namun Google Play tidak sekadar menawarkan eksposur kepada pengguna untuk para pengembang, melainkan juga menyediakan serangkaian alat dan sumber daya untuk mendukung mereka ketika mengembangkan aplikasi. Sumber daya ini mencakup pengujian beta, penyesuaian kinerja, pengoptimalan daftar toko aplikasi (app store), dan analisis data melalui alat-alat pengembangan aplikasi, yang semuanya bertujuan membantu para pengembang membangun aplikasi mereka.

Selain alat-alat mutakhir di atas, Google juga telah memperkenalkan alat bertenaga AI seperti Gemma dan Gemini di Android Studio untuk membantu para pengembang mewujudkan ide mereka dan membangun bisnis yang sukses.

Membawa inovasi Indonesia ke ranah internasional

Indonesia telah menjadi pusat perkembangan yang pesat untuk inovasi seluler, dengan komunitas pengembang aplikasi terbesar ke-12 di Google Play. Komunitas tersebut mencakup lebih dari 10.400 pengembang aktif yang mengelola 33.800 aplikasi aktif.[2] Komunitas dinamis ini adalah kekuatan ekonomi yang signifikan dan mendukung sekitar 197.000 pekerjaan langsung, tidak langsung, dan limpahan atau yang disebut spillover jobs.[3] Terlebih lagi, Google Play juga memupuk peluang di beragam jenis aplikasi, mulai dari e-commerce hingga pesan-antar makanan, sehingga berkontribusi terhadap berkembangnya ekonomi pekerja lepas.

Aplikasi-aplikasi Indonesia tidak hanya menarik perhatian masyarakat lokal—mereka pun membuat gebrakan secara internasional. Hampir 30% pengembang aplikasi Indonesia dikenal di ranah global, dan sejumlah negara seperti India, Mesir, dan Filipina menjadi pasar utama yang mengakui tingkat kualitas aplikasi Indonesia.[4]

Pada tahun 2023, para pengembang Indonesia diestimasi memperoleh pendapatan sebesar Rp 2,14 triliun (US$129,96 juta) melalui Google Play.[5] Khususnya, Rp 682 miliar dari pendapatan ini berasal dari pengguna luar negeri.[6] Alhasil, lanskap yang dinamis di Indonesia memungkinkan para pengembang memperoleh sekitar 1,2% jumlah unduhan aplikasi di seluruh dunia melalui Google Play di tahun 2023.[7] Hal ini menunjukkan kekuatan Google Play untuk memfasilitasi ekspansi internasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi para developer Indonesia.

Mendukung para pengembang aplikasi untuk berinovasi dan meraih kesuksesan

Dedikasi Google tidak sekadar melalui platform yang ditawarkan, namun juga melalui pemberdayaan para pengembang agar mereka fokus dalam menciptakan aplikasi yang inovatif dengan menyediakan:

  • Akses gratis ke fitur-fitur utama Android: Para pengembang mendapatkan akses gratis ke kode sumber dan standar kompatibilitas Android, sehingga menjamin ciptaan mereka berfungsi dengan lancar di seluruh perangkat. Hal ini menghilangkan kekhawatiran kompatibilitas dan memungkinkan inovasi yang lebih besar.
  • Model dukungan yang berkelanjutan: Model bisnis Google Play memprioritaskan kesuksesan para pengembang. Meski terdapat biaya layanan untuk aplikasi berbayar dan pembelian dalam aplikasi, sejumlah besar (97%) pengembang menikmati distribusi gratis dan penggunaan alat dan layanan pengembang Google Play yang canggih.
  • Berinvestasi untuk masa depan: Program seperti kemitraan Google Play x Unity Game Developer Training, Play Academy Study Jam, dan Indie Games Accelerator memberikan pelatihan dan bimbingan bagi calon pengembang dan pelajar di Indonesia. Program-program ini membantu mencapai tujuan Peraturan Presiden tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional, yakni meningkatkan kapasitas pengembang game lokal dengan mengembangkan sumber daya manusia yang terampil dan mendorong inovasi.

Membangun lingkungan yang aman dan menarik bagi pengguna

Komitmen Google tidak terbatas untuk para pengembang aplikasi, dengan jangkauan lebih untuk memperkaya pengalaman konsumen.

Katalog Google Play yang luas memenuhi beragam minat dan kebutuhan, serta menawarkan segalanya mulai dari alat produktivitas hingga ratusan opsi hiburan.

Demi melindungi pengguna, Google Play Protect secara ketat menyaring lebih dari 200 miliar aplikasi setiap harinya untuk mencari malware, sehingga platform dan perangkat pengguna pun terjaga dengan aman.

Akhir tahun ini, Google Play Protect akan menggunakan AI pada perangkat untuk mendeteksi aplikasi yang mungkin terlibat dalam penipuan (phishing). Fitur keamanan Android juga mencakup dunia luring, di mana 99% perangkat Android dilengkapi dengan layanan lokasi darurat.

Masa depan ekosistem aplikasi Indonesia

Kisah sukses GoTo, Ruangguru, Halodoc, dan banyak pengembang lainnya memberikan gambaran sepintas tentang masa depan ekosistem aplikasi Indonesia yang cerah. Dengan lingkungan yang mendukung, pengambang aplikasi Indonesia mampu terus memimpin dalam inovasi. Mereka akan melampaui batasan-batasan yang ada, menciptakan aplikasi yang menyenangkan pengguna, dan memberdayakan masyarakat lokal serta internasional.

Informasi penting:
Postingan ini telah disusun oleh Access Partnership untuk Google. Seluruh informasi dalam postingan ini diperoleh atau diestimasi melalui analisis Access Partnership menggunakan informasi milik non-Google dan informasi yang tersedia untuk umum. Google tidak memberikan data tambahan apapun dan juga tidak mendukung perkiraan apapun yang dibuat dalam postingan ini. Informasi yang diperoleh dari sumber eksternal serta penelitian dengan hak milik atau dari pemodelan Access Partnership sendiri dirujuk secara jelas dalam hyperlink dan catatan kaki.

[1] Estimasi AppFigures​
[2] Estimasi AppFigures
[3] Estimasi Access Partnership
[4] Estimasi Access Partnership
[5] Estimasi Access Partnership
[6] Estimasi Access Partnership
[7] Estimasi Access Partnership

Related Articles

Access Partnership Concludes 2024 with Double Recognition: Best Tech Policy Advisory and Innovative Tech Consultancy of the Year

Access Partnership Concludes 2024 with Double Recognition: Best Tech Policy Advisory and Innovative Tech Consultancy of the Year

London, UK – Access Partnership has celebrated the end of 2024 by winning Best Technology Policy Advisory at The Business...

22 Nov 2024 General
Access Alert: New agency for digital transformation and telecommunications in Mexico

Access Alert: New agency for digital transformation and telecommunications in Mexico

The Mexican Congress has approved the creation of the Agency of Digital Transformation and Telecommunications, which will have the level...

19 Nov 2024 Opinion
Access Alert: The wider impact of Australia’s social media ban for under-16s

Access Alert: The wider impact of Australia’s social media ban for under-16s

Australia’s states and territories have unanimously backed a national plan to ban children under sixteen from most forms of social...

18 Nov 2024 Opinion
Access Alert: What Trump’s 2024 victory means for tech and trade

Access Alert: What Trump’s 2024 victory means for tech and trade

The election of Donald Trump as the 47th US President portends change in US technology and digital policy. Artificial Intelligence...

8 Nov 2024 Opinion